Kamis, 10 Oktober 2013

Zona Paling Berbahaya di Dunia





Jadi ceritanya kemarin subuh ketika saya sedang melihat-lihat Twitter, ada sebuah video clip konyol yang dibuat oleh sebuah girlband Indo yang masih baru. Meskipun judulnya cukup menampar, saya tidak sedikit pun merasakan apapun saat mendengarnya. Justru reaksi saya adalah geleng-geleng seraya tertawa konyol melihat keenam wanita yang ada di video tersebut menari-nari engga jelas, dengan lima diantara mereka merusak mata. Saya akhirnya iseng memposting video tersebut di Facebook. Tidak lama kemudian, seorang teman memberi komentar dan mengirimkan sebuah link dari Youtube, yang menurutnya menggambarkan fenomena yang sesungguhnya dari judul tersebut. Setelah membuka dan sambil menontonnya kurang lebih empat menit, saya selalu mengucapkan kata, FAAKKK!!! :D

Ini adalah link video tersebut, dan pastikan Anda menontonnya sebelum jauh membaca tulisan berikut ini.



Gimana? Enak rasanya? Terasa Jleb-kah? Ahahahaha. Tentu, saya juga mengalaminya kok. Yak, Friendzone! Sebuah istilah yang akhir-akhir ini menjadi makin populer, namun keberadaannya sudah ada jauh sebelum internet diciptakan. Sekitar 90% dari pria normal, pasti pernah mengalami hal ini. Beberapa sudah melangkah keluar, banyak yang masih berusaha untuk keluar, dan yang lainnya masih terjebak di dalamnya tanpa sadar bahwa lubang tersebut perlahan-lahan akan merusak semua potensi dalam dirinya. Tapi sebenernya friendzone itu apaan sih? Mengapa banyak orang bisa masuk kesana? Apa bahayanya? Terus gimana cara keluarnya? Siapkan waktu Anda dan fokus sampai kira-kira 15 menit dan saya akan membahasnya satu persatu.

Menurut Wikipedia, friendzone adalah sebuah hubungan platonik antara pria dan wanita, dimana salah satu dari mereka BERHARAP untuk masuk ke fase hubungan romantis (pacaran), sementara pihak yang lainnya tidak. Secara umum hal-hal tersebut dialami oleh orang-orang yang biasanya merasa kesepian, jarang bergaul, dan sebagainya. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang mempunyai pergaulan yang luas, supel, dan juga playboy sekalipun bisa saja (pernah) mengalaminya. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa sekali friendzone terbentuk, akan sulit sekali bagi orang tersebut untuk keluar. Kenapa? Karena seseorang yang berada di dalam zona tersebut, baik pihak yang ngarep atau pihak yang dingarepin sama-sama merasakan kenyamanan di dalamnya. Saya sendiri menyamakan friendzone seperti orang yang kecanduan, entah itu karena alkohol, narkotika, atau pun rokok.



Friendzone terbentuk karena dua hal, sengaja maupun tidak disengaja. Pertama, karena faktor kesengajaan. Biasanya, hal tersebut bermula saat seseorang yang tidak saling mengenal mulai naksir kepada lawan jenisnya. Namun strategi yang digunakan untuk mendekati lawan jenis tersebut adalah dengan menempatkan dirinya sebagai teman (baik) si lawan jenis tersebut. Sekilas ini merupakan strategi ampuh nan jitu yang sangat bagus. Bagaimana mungkin kita bisa mendekati lawan jenis dengan frontal atau blak-blakan? Pasti muncul perasaan gengsi, malu ditolak, atau merasa aneh, dan sebagainya. Ini merupakan perasaan-perasaan yang wajar untuk muncul, namun sebenernya bisa dihilangkan. Sayangnya banyak orang memilih untuk takluk pada perasaan-perasaan semacam ini.

Faktor yang kedua, merupakan faktor yang tidak disengaja. Ini biasanya terjadi apabila ada sepasang sahabat berlawanan jenis yang pada awalnya benar-benar murni bersahabat namun lama kelamaan salah satu diantara mereka, mulai merasakan getaran-getaran dalam hati dan percikan api yang menyala (katanya sih gitu :p). Pihak pria (termasuk di faktor pertama) umumnya lebih mudah tergoda, jatuh, atau terjebak dalam zona tersebut, karena pria merupakan makhluk yang dangkal, sehingga mudah dibodohi oleh testoteron mereka :D Makanya tidak heran setelah percikan api tersebut mulai membakar si pria, dan ternyata cukup besar, akan timbul hal-hal yang mulai berubah. Biasanya sang pria yang tadinya suka blak-blakan, gahar, pelan-pelan akan berubah mejadi lebih adem kalem, dan sering memanjakan sahabatnya tersebut.


Seperti yang sudah saya sebutkan diatas, salah satu hal yang memicu terjadinya friendzone adalah perasaan ngarep. Ketika seseorang (pria) sudah mengalami perasaan ngarep, pikiranmya akan memunculkan delusi bahwa seakan-akan dirinya sedang menjalani hubungan yang indah dengan wanita tersebut. Dalam benak dan angannya (yang mungkin banyak dipengaruhi film romantis atau lagu galau) mulai terlintas gambaran-gambaran bahwa dirinya sedang bergandengan tangan, berciuman, atau mungkin menikah dengan wanita tersebut.

Karena memiliki perasaan ngarep, maka biasanya orang akan menjadi lebih ‘baik’ dalam arti (meskipun dia memang baik) mengekspos segala kebaikannya tersebut dengan cara melakukan hal-hal bodoh diluar kewajaran dengan tujuan agar si wanita menjadi suka dengan dirinya. Seperti anak kecil yang merengek dan menangis, meminta mainan dari orang tuanya, orang yang terjebak di dalam friendzone juga akan melakukan hal-hal serupa. Anak kecil yang menangis, menunjukan bahwa dirinya tidak mampu atau minta dikasihani supaya keinginannya tercapai. Orang yang terjebak di dalam friendzone mencoba berbuat baik (dalam tangisannya) berharap mendapatkan cinta dari wanita tersebut.

 Coba pikir kenapa banyak orang terjebak di dalamnya dan sulit sekali untuk keluar? Karena friendzone identik dengan kenyamanan. Manusia pada umumnya sulit sekali untuk keluar dari hal-hal yang telah membuat dirinya nyaman. Perasaan nyaman bisa berada di dekat dengan orang-orang yang disuka seperti sebuah candu yang mematikan yang dapat membuat pikirannya tidak jernih dan sulit berkonsentrasi. Orang-orang mungkin melihat mereka sangat dekat satu sama lain, terkadang ada yang menganjurkan mereka untuk segera resmi jadian, dan hal-hal semacam itu. Anggukan kepala kalian kalau kalian pernah mengalaminya. Dalam hati saat itu Anda pasti berteriak, “WOYY!! ENAK SIH BISA DEKET!! GUE JUGA MAUNYA BEGITU, PENGEN JADIAN!! TAPIIIII...!!! Namun sebelum Anda sempat melanjutkan kata-kata Anda, sahabat wanita Anda dengan mudahnya berkata, “Apaan sih kalian ini, kita cuma temenan doang kali” DORRR!! Dunia serasa kiamat, dan Anda menimpali perkataanya dengan, “Iyah.. Hehee”.

Secara pribadi, saya juga pernah terjebak dalam zona berbahaya ini. Mulai dari yang disengaja, sampai yang tidak disengaja. Beberapa tahun yang lalu saat saya menyukai seorang waniita, saya bingung bagaimana cara mendekatinya. Seperti orang bodoh, saya terus mencoba mengejarnya dengan hal-hal yang tolol seperti mengirimkan SMS tiap hari, mengajaknya keluar terus menerus, dan hal-hal ngarep lainnya. Bahkan saya mencoba membeli buku Psikologi dan mencoba mempelajari Psikologi wanita dengan menjadikan teman-teman saya sebagai ‘bahan percobaan’. Saya melakukan segala macam investasi mulai dari waktu, materi, dan juga emosi, supaya bisa mendapatkan wanita tersebut tanpa menyadari dia tidak melakukan investasi apapun terhadap saya.

Di tengah percobaan dan eksperimen tersebut tentu saja saya banyak dekat dengan para wanita. Beberapa diantara mereka ada yang menyukai saya, beberapa tidak. Saya ingat banyak diantara mereka, baik yang suka mau pun tidak sering berkata, “Lu sih orangnya KETERLALUAN baik loh, kenapa sih ga pernah mau pacaran (mereka tidak tahu bahwa saat itu saya sudah menyukai seorang wanita)? Beruntung banget cewe yang bisa jadi pacar lu!”. Namun karena pikiran saya fokus pada wanita yang saya sukai itu, tentu saja saya hanya mendengarkannnya sepintas tanpa pernah memikirkan kembali artinya. Bahkan di kesempatan lain, sewaktu saya pergi hangout dengan beberapa teman, yang kebetulan juga ada wanita yang dekat dengan saya selain gebetan saya itu, salah satu dari mereka mengatakan, “Eh lo orang jadian aja kenapa.. Uda cocok banget tauuuu!!” Wanita tersebut menjawab, “Ngak lah, gue sama dia enakan temenan doang.. Kalo jadi pacar ntar malah putus, hubungannya bisa nga baik.. Kalo temenan kan selamanya.. Friends are forever!”  Saya saat itu juga hanya mengganguk-angguk setuju karena memang saat itu saya lebih berfokus pada gebetan saya.

Coba Anda tarik benang merahnya. Apa persamaan kedua cerita tersebut? Kalo Anda mengenal saya secara pribadi, pasti Anda setuju dengan apa yang dikatakan oleh kedua wanita tersebut. Namun yang harus Anda ketahui adalah KEBAIKAN ANDA TIDAK BERKORELASI DENGAN KEINGINAN WANITA UNTUK MENJADIKAN ANDA SEBAGAI SEORANG KEKASIH. Silahkan ulangi kalimat terakhir tersebut sebanyak sembilan kali sampai Anda benar-benar mengerti. Seorang teman, apalagi teman dekat tidak mempunyai hal-hal yang membuat wanita bergairah. Pria-pria yang mengumbar kebaikan secara berlebihan cenderung membuat wanita nyaman dalam berteman, namun membosankan dalam menjadi hubungan romantis. Makanya orang sering mengatakan, “Ya namanya pacaran, pasti ada naik turunnya.. Biasanya hal-hal yang kayak gitu yang membuat cinta semakin kuat”. Sayang sekali, hubungan persahabatan cenderung flat/datar. Jarang sekali mengalami fase naik turun, kecuali kalian memang memiliki masalah.

Saat Anda terjebak di dalam friendzone, pikiran Anda akan terblok dan terfokus pada wanita yang Anda sukai. Perlahan-lahan Anda akan merasa dirinya yang terbaik, paling bisa membahagiakan Anda karena dia sudah mengerti Anda luar dalam. Gejala tersebut sangat berbahaya bro, Anda tanpa sadar akan diseret kedalam sebuah lingkaran setan yang tidak akan ada habisnya, dimana semua sumber daya yang Anda miliki perlahan akan terkuras habis dan hilang satu persatu. Lebih parah lagi, Anda akan kehilangan diri Anda sendiri. bahkan Anda tidak sadar kalau ada (banyak) wanita lain di luar sana yang menyukai Anda dan lebih berkualitas dibandingkan pujaan Anda tersebut.

“Ah lo aja yang berlebihan bro! Ga mungkinlah kayak gitu! Lagian cinta dimulai dari persahabatan.. Istilahnya dari temen jadi demen..” Betul itu, saya setuju! Tapi permasalahannya siapa yang menjadi demen? Anda doang kan? Dianya sih biasa aja, atau bahkan mungkin mulai merasa malas dan risih jika ada di dekat Anda. Lagian cinta dari persahabatan itu hanyalah mitos yang dibesar-besarkan. Bukan karena ada 10 atau 20 orang yang pernah mengalaminya, Anda akan menjadikan itu sebagai patokan bukan? Saya sendiri lebih sering bertemu dengan orang-orang yang ternyata jadian dengan orang-orang yang mereka kenal kurang dari sebulan!

Orang-orang yang terjebak di dalam friendzone merupakan orang-orang yang patut dikasihani di dalam dunia romansa. Mereka melakukan kewajiban seorang pacar, tetapi mendapatkan hak seorang teman. Hubungan pacaran itu merupakan kontrak sosial, jadi sewajarnya harus melibatkan kontak fisik di dalamnya. Tentu saja hal ekslusif tersebut sedikit pun tidak dimiliki oleh seorang sahabat dekat. Yang membuat hal tersebut berbahaya adalah perasaan sakit tersebut seringkali tersamarkan dengan perasaan nyaman berdekatan dengan orang yang Anda sukai.

Analoginya begini, Anda pasti tahu bagaimana orang-orang yang kecanduan narkotika. Saat memakai obat-obat tersebut maka akan timbul gejala-gejala high/ teler/mabuk/perasaan enak lainnya. Namun perlahan, saat obat tersebut sudah turun kadarnya di dalam tubuh, badan akan terasa sakit. Meminta suntikan obat baru. Saking sakitnya terkadang orang tersebut sampai melukai dirinya sendiri untuk mengalihkan rasa sakit akibat rasa sakaw yang dialaminya. Ketika mengkonsumsi obat tersebut, maka perasaanya akan enak kembali, merasa feel lagi. Begitu obatnya habis, timbulah kembali perasaan sakaw tersebut. Untuk menghilangkannya dibutuhkan obat lagi, dan begitu seterusnya berulang-ulang. Sampai penderita tersebut mengalami over dosis.

Hal yang sama berlaku pada pecandu friendzone. Saat dia sedang menemani atau dekat dengan wanita tersebut, dirinya juga akan mengalami perasaan deg-degan akibat senang hepi bisa berada di samping wanita tersebut. Beberapa jam setelah masing-masing pulang, rasa sakaw ngarep tersebut akan bermunculan. Jika pecandu narkotika mulai melukai diri dengan menjedukkan kepalanya, mungkin pecandu friendzone menjedukkan dirinya ke komputer saat menstalking social media wanita tersebut. Hal tersebut akan hilang mungkin ketika dia bertemu dengan wanita tersebut. Namun tetap saja pada kenyataannya hal tersebut hanya akan memperarah penyakit Anda tersebut.

Jelas sekali, friendzone adalah zona yang sangat berbahaya yang juga sesat. Seperti banyak orang dibodohi oleh banyak organisasi keagamaan dewasa ini yang memanfaatkan kebaikan dari umatnya, friendzone juga mempunyai ciri-ciri yang sama. Banyak sekali masalah yang timbul akibat kefanatikan terhadap sebuah agama tertentu, begitu juga akan timbul banyak masalah apabila Anda terjebak teralu dalam di dalamnya. Anda tidak dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang benar. Tidak tahu apa yang realistis, dan apa yang irasional. Maka dari itu segeralah keluar dari lingkaran setan tersebut. Pertanyaanya, kalau sampe sebegitu mengerikannya friendzone, bagaimana cara kita bisa keluar dari dalamnya?



Saya harus katakan terus terang pada Anda, jawabannya SULIT SEKALI! Butuh keberanian ekstra, dan juga usaha yang keras di dalamnya. Tapi kalau Anda benar-benar ingin keluar, saya akan beritahu apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan.

Pertama, RESTART hubungan Anda dengan dirinya. Seperti ketika bermain komputer yang sedang mengalami hang parah, bagaimana cara Anda mengatasinya? Yak, segera restart komputer tersebut, dengan begitu maka komputer tersebut akan berfungsi normal kembali. Begitu juga dengan hubungan Anda dengan dia, Anda harus segera melakukan hal yang sama. Putuskan atau minimalkan segala jenis contact dengan dirinya yang tidak perlu. Berapa lama? Minimal setahun. Kenapa setahun? Karena Anda sudah teralu lama terjerumus di dalamnya. Beberapa bahkan memerlukan waktu yang lebih lama dari itu. Hal ini bukan berarti Anda sombong, namun ini demi kebaikan Anda sendiri. Semakin berkurangnya interaksi Anda, racun berkurang friendzone akan semakin berkurang sedikit demi sedikit. Jika dia menghubungi Anda, berusahalah untuk berinteraksi seminimal mungkin. Semakin Anda lama berinteraksi, semakin banyak Anda akan memakan racun tersebut.

Kedua, BERGAULAH dengan sebanyak mungkin orang khususnya wanita! Dengan bergaul, Anda tidak akan sibuk menggalau seharian dirumah, melakukan hal-hal bodoh seperti stalking atau review chat history percakapan Anda. Dengan bergaul khususnya dengan wanita, wawasan Anda akan semakin bertambah. Selain itu Anda akan mempunyai banyak pilihan, bukannya hanya satu seperti ketika Anda masih terpuruk di dalamnya. Sering-seringlah bergaul, karena pergaulan pangkal menggauli! :p

Ketiga, BELAJARLAH hal-hal baru yang tidak sempat Anda pelajari selama ini. Cobalah ikut kursus pengembangan diri, belajar keuangan, public speaking, dan hal-hal lain yang akan menambah skill Anda untuk masa depan. Dengan banyak belajarnilai diri Anda akan meningkat, sehingga memudahkan Anda untuk melakukan hal pertama, dan juga kedua.

Lakukan ketiga hal tersebut secara KONSISTEN. Maka saya akan menjamin bahwa Anda akan dibebaskan dari belenggu friendzone yang menyakitkan, menyesatkan, dan membahayakan. So, friends don’t let your friends stay in friendzone, talk to your friend NOW! If you’re in the friendzone, do your BEST to get out because you only live once! Remember, stay away from friendzone!


Semoga tercerahkan!!


Mantan Jemaat Friendzone,





Moutiz