Jadi ceritanya kemarin
subuh ketika saya sedang melihat-lihat Twitter, ada sebuah video clip konyol
yang dibuat oleh sebuah girlband Indo
yang masih baru. Meskipun judulnya cukup menampar, saya tidak sedikit pun
merasakan apapun saat mendengarnya. Justru reaksi saya adalah geleng-geleng
seraya tertawa konyol melihat keenam wanita yang ada di video tersebut
menari-nari engga jelas, dengan lima diantara mereka merusak mata. Saya
akhirnya iseng memposting video tersebut di Facebook. Tidak lama kemudian,
seorang teman memberi komentar dan mengirimkan sebuah link dari Youtube, yang menurutnya menggambarkan fenomena yang
sesungguhnya dari judul tersebut. Setelah membuka dan sambil menontonnya kurang
lebih empat menit, saya selalu mengucapkan kata, FAAKKK!!! :D
Ini adalah link video tersebut, dan pastikan Anda
menontonnya sebelum jauh membaca tulisan berikut ini.
Gimana? Enak rasanya?
Terasa Jleb-kah? Ahahahaha. Tentu, saya juga mengalaminya kok. Yak, Friendzone!
Sebuah istilah yang akhir-akhir ini menjadi makin populer, namun keberadaannya
sudah ada jauh sebelum internet diciptakan. Sekitar 90% dari pria normal, pasti
pernah mengalami hal ini. Beberapa sudah melangkah keluar, banyak yang masih
berusaha untuk keluar, dan yang lainnya masih terjebak di dalamnya tanpa sadar
bahwa lubang tersebut perlahan-lahan akan merusak semua potensi dalam dirinya.
Tapi sebenernya friendzone itu apaan sih?
Mengapa banyak orang bisa masuk kesana? Apa bahayanya? Terus gimana cara
keluarnya? Siapkan waktu Anda dan fokus sampai kira-kira 15 menit dan saya akan
membahasnya satu persatu.
Menurut Wikipedia, friendzone adalah sebuah hubungan platonik antara pria dan wanita, dimana
salah satu dari mereka BERHARAP untuk masuk ke fase hubungan romantis
(pacaran), sementara pihak yang lainnya tidak. Secara umum hal-hal tersebut
dialami oleh orang-orang yang biasanya merasa kesepian, jarang bergaul, dan
sebagainya. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang yang mempunyai
pergaulan yang luas, supel, dan juga playboy
sekalipun bisa saja (pernah) mengalaminya. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa
sekali friendzone terbentuk, akan sulit sekali bagi orang tersebut untuk
keluar. Kenapa? Karena seseorang yang berada di dalam zona tersebut, baik pihak
yang ngarep atau pihak yang dingarepin sama-sama merasakan kenyamanan di dalamnya.
Saya sendiri menyamakan friendzone seperti orang yang kecanduan, entah itu
karena alkohol, narkotika, atau pun rokok.
Friendzone terbentuk
karena dua hal, sengaja maupun tidak disengaja. Pertama, karena faktor
kesengajaan. Biasanya, hal tersebut bermula saat seseorang yang tidak saling
mengenal mulai naksir kepada lawan jenisnya. Namun strategi yang digunakan
untuk mendekati lawan jenis tersebut adalah dengan menempatkan dirinya sebagai
teman (baik) si lawan jenis tersebut. Sekilas ini merupakan strategi ampuh nan
jitu yang sangat bagus. Bagaimana mungkin kita bisa mendekati lawan jenis
dengan frontal atau blak-blakan? Pasti muncul perasaan gengsi, malu ditolak,
atau merasa aneh, dan sebagainya. Ini merupakan perasaan-perasaan yang wajar
untuk muncul, namun sebenernya bisa dihilangkan. Sayangnya banyak orang memilih
untuk takluk pada perasaan-perasaan semacam ini.
Faktor yang kedua,
merupakan faktor yang tidak disengaja. Ini biasanya terjadi apabila ada
sepasang sahabat berlawanan jenis yang pada awalnya benar-benar murni
bersahabat namun lama kelamaan salah satu diantara mereka, mulai merasakan
getaran-getaran dalam hati dan percikan api yang menyala (katanya sih gitu :p).
Pihak pria (termasuk di faktor pertama) umumnya lebih mudah tergoda, jatuh, atau
terjebak dalam zona tersebut, karena pria merupakan makhluk yang dangkal,
sehingga mudah dibodohi oleh testoteron mereka :D Makanya tidak heran setelah
percikan api tersebut mulai membakar si pria, dan ternyata cukup besar, akan
timbul hal-hal yang mulai berubah. Biasanya sang pria yang tadinya suka
blak-blakan, gahar, pelan-pelan akan berubah mejadi lebih adem kalem, dan
sering memanjakan sahabatnya tersebut.
Seperti yang sudah saya
sebutkan diatas, salah satu hal yang memicu terjadinya friendzone adalah
perasaan ngarep. Ketika seseorang (pria) sudah mengalami perasaan ngarep,
pikiranmya akan memunculkan delusi bahwa seakan-akan dirinya sedang menjalani
hubungan yang indah dengan wanita tersebut. Dalam benak dan angannya (yang
mungkin banyak dipengaruhi film romantis atau lagu galau) mulai terlintas
gambaran-gambaran bahwa dirinya sedang bergandengan tangan, berciuman, atau
mungkin menikah dengan wanita tersebut.
Karena memiliki perasaan
ngarep, maka biasanya orang akan menjadi lebih ‘baik’ dalam arti (meskipun dia
memang baik) mengekspos segala kebaikannya tersebut dengan cara melakukan
hal-hal bodoh diluar kewajaran dengan tujuan agar si wanita menjadi suka dengan
dirinya. Seperti anak kecil yang merengek dan menangis, meminta mainan dari
orang tuanya, orang yang terjebak di dalam friendzone juga akan melakukan
hal-hal serupa. Anak kecil yang menangis, menunjukan bahwa dirinya tidak mampu
atau minta dikasihani supaya keinginannya tercapai. Orang yang terjebak di
dalam friendzone mencoba berbuat baik (dalam tangisannya) berharap mendapatkan
cinta dari wanita tersebut.
Coba pikir kenapa banyak orang terjebak di
dalamnya dan sulit sekali untuk keluar? Karena friendzone identik dengan
kenyamanan. Manusia pada umumnya sulit sekali untuk keluar dari hal-hal yang
telah membuat dirinya nyaman. Perasaan nyaman bisa berada di dekat dengan
orang-orang yang disuka seperti sebuah candu yang mematikan yang dapat membuat
pikirannya tidak jernih dan sulit berkonsentrasi. Orang-orang mungkin melihat
mereka sangat dekat satu sama lain, terkadang ada yang menganjurkan mereka
untuk segera resmi jadian, dan hal-hal semacam itu. Anggukan kepala kalian
kalau kalian pernah mengalaminya. Dalam hati saat itu Anda pasti berteriak,
“WOYY!! ENAK SIH BISA DEKET!! GUE JUGA MAUNYA BEGITU, PENGEN JADIAN!!
TAPIIIII...!!! Namun sebelum Anda sempat melanjutkan kata-kata Anda, sahabat
wanita Anda dengan mudahnya berkata, “Apaan sih kalian ini, kita cuma temenan
doang kali” DORRR!! Dunia serasa kiamat, dan Anda menimpali perkataanya dengan,
“Iyah.. Hehee”.
Secara pribadi, saya juga
pernah terjebak dalam zona berbahaya ini. Mulai dari yang disengaja, sampai
yang tidak disengaja. Beberapa tahun yang lalu saat saya menyukai seorang
waniita, saya bingung bagaimana cara mendekatinya. Seperti orang bodoh, saya
terus mencoba mengejarnya dengan hal-hal yang tolol seperti mengirimkan SMS
tiap hari, mengajaknya keluar terus menerus, dan hal-hal ngarep lainnya. Bahkan
saya mencoba membeli buku Psikologi dan mencoba mempelajari Psikologi wanita
dengan menjadikan teman-teman saya sebagai ‘bahan percobaan’. Saya melakukan
segala macam investasi mulai dari waktu, materi, dan juga emosi, supaya bisa
mendapatkan wanita tersebut tanpa menyadari dia tidak melakukan investasi
apapun terhadap saya.
Di tengah percobaan dan
eksperimen tersebut tentu saja saya banyak dekat dengan para wanita. Beberapa
diantara mereka ada yang menyukai saya, beberapa tidak. Saya ingat banyak
diantara mereka, baik yang suka mau pun tidak sering berkata, “Lu sih orangnya KETERLALUAN baik loh,
kenapa sih ga pernah mau pacaran (mereka tidak tahu bahwa saat itu saya sudah
menyukai seorang wanita)? Beruntung banget cewe yang bisa jadi pacar lu!”.
Namun karena pikiran saya fokus pada wanita yang saya sukai itu, tentu saja
saya hanya mendengarkannnya sepintas tanpa pernah memikirkan kembali artinya.
Bahkan di kesempatan lain, sewaktu saya pergi hangout dengan beberapa teman,
yang kebetulan juga ada wanita yang dekat dengan saya selain gebetan saya itu,
salah satu dari mereka mengatakan, “Eh lo
orang jadian aja kenapa.. Uda cocok banget tauuuu!!” Wanita tersebut
menjawab, “Ngak lah, gue sama dia enakan
temenan doang.. Kalo jadi pacar ntar malah putus, hubungannya bisa nga baik..
Kalo temenan kan selamanya.. Friends are forever!” Saya saat itu juga hanya mengganguk-angguk
setuju karena memang saat itu saya lebih berfokus pada gebetan saya.
Coba Anda tarik benang
merahnya. Apa persamaan kedua cerita tersebut? Kalo Anda mengenal saya secara
pribadi, pasti Anda setuju dengan apa yang dikatakan oleh kedua wanita
tersebut. Namun yang harus Anda ketahui adalah KEBAIKAN ANDA TIDAK BERKORELASI
DENGAN KEINGINAN WANITA UNTUK MENJADIKAN ANDA SEBAGAI SEORANG KEKASIH. Silahkan
ulangi kalimat terakhir tersebut sebanyak sembilan kali sampai Anda benar-benar
mengerti. Seorang teman, apalagi teman dekat tidak mempunyai hal-hal yang
membuat wanita bergairah. Pria-pria yang mengumbar kebaikan secara berlebihan
cenderung membuat wanita nyaman dalam berteman, namun membosankan dalam menjadi
hubungan romantis. Makanya orang sering mengatakan, “Ya namanya pacaran, pasti ada naik turunnya.. Biasanya hal-hal yang
kayak gitu yang membuat cinta semakin kuat”. Sayang sekali, hubungan persahabatan
cenderung flat/datar. Jarang sekali
mengalami fase naik turun, kecuali kalian memang memiliki masalah.
Saat Anda terjebak di
dalam friendzone, pikiran Anda akan terblok dan terfokus pada wanita yang Anda
sukai. Perlahan-lahan Anda akan merasa dirinya yang terbaik, paling bisa
membahagiakan Anda karena dia sudah mengerti Anda luar dalam. Gejala tersebut
sangat berbahaya bro, Anda tanpa
sadar akan diseret kedalam sebuah lingkaran setan yang tidak akan ada habisnya,
dimana semua sumber daya yang Anda miliki perlahan akan terkuras habis dan
hilang satu persatu. Lebih parah lagi, Anda akan kehilangan diri Anda sendiri.
bahkan Anda tidak sadar kalau ada (banyak) wanita lain di luar sana yang
menyukai Anda dan lebih berkualitas dibandingkan pujaan Anda tersebut.
“Ah lo aja yang berlebihan bro! Ga mungkinlah
kayak gitu! Lagian cinta dimulai dari persahabatan.. Istilahnya dari temen jadi
demen..” Betul itu, saya setuju!
Tapi permasalahannya siapa yang menjadi demen? Anda doang kan? Dianya sih biasa
aja, atau bahkan mungkin mulai merasa malas dan risih jika ada di dekat Anda.
Lagian cinta dari persahabatan itu hanyalah mitos yang dibesar-besarkan. Bukan
karena ada 10 atau 20 orang yang pernah mengalaminya, Anda akan menjadikan itu
sebagai patokan bukan? Saya sendiri lebih sering bertemu dengan orang-orang
yang ternyata jadian dengan orang-orang yang mereka kenal kurang dari sebulan!
Orang-orang yang terjebak
di dalam friendzone merupakan orang-orang yang patut dikasihani di dalam dunia
romansa. Mereka melakukan kewajiban seorang pacar, tetapi mendapatkan hak
seorang teman. Hubungan pacaran itu merupakan kontrak sosial, jadi sewajarnya
harus melibatkan kontak fisik di dalamnya. Tentu saja hal ekslusif tersebut
sedikit pun tidak dimiliki oleh seorang sahabat dekat. Yang membuat hal
tersebut berbahaya adalah perasaan sakit tersebut seringkali tersamarkan dengan
perasaan nyaman berdekatan dengan orang yang Anda sukai.
Analoginya begini, Anda
pasti tahu bagaimana orang-orang yang kecanduan narkotika. Saat memakai
obat-obat tersebut maka akan timbul gejala-gejala high/ teler/mabuk/perasaan enak lainnya. Namun perlahan, saat obat
tersebut sudah turun kadarnya di dalam tubuh, badan akan terasa sakit. Meminta
suntikan obat baru. Saking sakitnya terkadang orang tersebut sampai melukai
dirinya sendiri untuk mengalihkan rasa sakit akibat rasa sakaw yang dialaminya. Ketika mengkonsumsi obat tersebut, maka
perasaanya akan enak kembali, merasa feel lagi. Begitu obatnya habis, timbulah
kembali perasaan sakaw tersebut. Untuk menghilangkannya dibutuhkan obat lagi,
dan begitu seterusnya berulang-ulang. Sampai penderita tersebut mengalami over
dosis.
Hal yang sama berlaku
pada pecandu friendzone. Saat dia sedang menemani atau dekat dengan wanita
tersebut, dirinya juga akan mengalami perasaan deg-degan akibat senang hepi bisa berada di samping wanita
tersebut. Beberapa jam setelah masing-masing pulang, rasa sakaw ngarep tersebut akan bermunculan. Jika pecandu narkotika
mulai melukai diri dengan menjedukkan kepalanya, mungkin pecandu friendzone
menjedukkan dirinya ke komputer saat menstalking
social media wanita tersebut. Hal
tersebut akan hilang mungkin ketika dia bertemu dengan wanita tersebut. Namun
tetap saja pada kenyataannya hal tersebut hanya akan memperarah penyakit Anda
tersebut.
Jelas sekali, friendzone
adalah zona yang sangat berbahaya yang juga sesat. Seperti banyak orang
dibodohi oleh banyak organisasi keagamaan dewasa ini yang memanfaatkan kebaikan
dari umatnya, friendzone juga mempunyai ciri-ciri yang sama. Banyak sekali
masalah yang timbul akibat kefanatikan terhadap sebuah agama tertentu, begitu
juga akan timbul banyak masalah apabila Anda terjebak teralu dalam di dalamnya.
Anda tidak dapat membedakan mana yang baik, dan mana yang benar. Tidak tahu apa
yang realistis, dan apa yang irasional. Maka dari itu segeralah keluar dari
lingkaran setan tersebut. Pertanyaanya, kalau sampe sebegitu mengerikannya
friendzone, bagaimana cara kita bisa keluar dari dalamnya?
Saya harus katakan terus
terang pada Anda, jawabannya SULIT SEKALI! Butuh keberanian ekstra, dan juga
usaha yang keras di dalamnya. Tapi kalau Anda benar-benar ingin keluar, saya
akan beritahu apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan.
Pertama, RESTART hubungan Anda dengan dirinya.
Seperti ketika bermain komputer yang sedang mengalami hang parah, bagaimana cara Anda mengatasinya? Yak, segera restart
komputer tersebut, dengan begitu maka komputer tersebut akan berfungsi normal
kembali. Begitu juga dengan hubungan Anda dengan dia, Anda harus segera
melakukan hal yang sama. Putuskan atau minimalkan segala jenis contact dengan dirinya yang tidak perlu.
Berapa lama? Minimal setahun. Kenapa setahun? Karena Anda sudah teralu lama
terjerumus di dalamnya. Beberapa bahkan memerlukan waktu yang lebih lama dari
itu. Hal ini bukan berarti Anda sombong, namun ini demi kebaikan Anda sendiri.
Semakin berkurangnya interaksi Anda, racun berkurang friendzone akan semakin
berkurang sedikit demi sedikit. Jika dia menghubungi Anda, berusahalah untuk
berinteraksi seminimal mungkin. Semakin Anda lama berinteraksi, semakin banyak
Anda akan memakan racun tersebut.
Kedua, BERGAULAH dengan
sebanyak mungkin orang khususnya wanita! Dengan bergaul, Anda tidak akan sibuk
menggalau seharian dirumah, melakukan hal-hal bodoh seperti stalking atau review chat history percakapan Anda. Dengan bergaul khususnya
dengan wanita, wawasan Anda akan semakin bertambah. Selain itu Anda akan
mempunyai banyak pilihan, bukannya hanya satu seperti ketika Anda masih
terpuruk di dalamnya. Sering-seringlah bergaul, karena pergaulan pangkal
menggauli! :p
Ketiga, BELAJARLAH
hal-hal baru yang tidak sempat Anda pelajari selama ini. Cobalah ikut kursus
pengembangan diri, belajar keuangan, public
speaking, dan hal-hal lain yang akan menambah skill Anda untuk masa depan.
Dengan banyak belajarnilai diri Anda akan meningkat, sehingga memudahkan Anda
untuk melakukan hal pertama, dan juga kedua.
Lakukan ketiga hal
tersebut secara KONSISTEN. Maka saya akan menjamin bahwa Anda akan dibebaskan
dari belenggu friendzone yang menyakitkan, menyesatkan, dan membahayakan. So, friends don’t let your friends stay in
friendzone, talk to your friend NOW! If you’re in the friendzone, do your BEST
to get out because you only live once! Remember, stay away from friendzone!
Semoga tercerahkan!!
Mantan Jemaat Friendzone,
Moutiz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar